Kampus Ijo Kehilangan “Rok”
Purwokerto - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto atau dengan nama kerennya Kampus Ijo, salah satu perguruan tinggi negeri yang terletak di Jl. Jend Ahmad Yani No. 40, Purwokerto Utara. Letak geografisnya yang tidak jauh dari Gunung Slamet sedikit atau banyak mempengaruhi daya tarik mahasiswa dari berbagai daerah untuk menuntut ilmu disini. Hal ini terbukti dengan banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang berdomisili dan kuliah dikampus tersebut.
Terlepas dari itu, Kampus Ijo dengan mahasiswanya yang rata rata santri mempunyai ciri khas tersendiri, Karakter kesantrian mahasiswa Kampus Ijo lebih dominan meskipun dalam lingkup kampus. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh letak kampus yang memang berdekatan dengan pesantren pesantren ternama. Selain itu almamater kampus dengan label Islam’ nya juga mempengaruhi karakter mahasiswa. Banyaknya budaya pesantren yang dibawa ke kampus menjadi suatu kebanggaan tersendiri, adanya kebijakan wajib mondok pun hanya diterapkan di Kampus Ijo. Salah satu ciri khas yang menonjol di kampus ini yaitu mahasiswi selalu berpakaian rapih saat mengikuti perkuliahan dengan menggunakan pakaian gamis atau rok. Pemandangan yang tidak mudah kita dapatkan di kampus kampus negri lainnya, bahkan dalam status kampus ada aturan khusus yang mewajibkan mahasiswinya menggunakan gamis/rok. Budaya ini memang memiliki nilai lebih dalam perspektif moral, karena pakaian yang sopan mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang. Meskipun banyak mahasiswa dari berbagai daerah dengan kultur dan kebiasaan yang berbeda hal itu tidak mempengaruhi budaya Kampus Ijo, budaya pesantren yang dibawa ke kampus justru mempersatukan berbagai karakter dan kebiasaan yang ada. Mahasiswi yang tidak biasa memakai rok/gamis dalam aktivitas sehari harinya menjadi wajib ketika masuk ke Kampus Ijo.
Namun sayang seiring berkembangnya kampus, budaya budaya tersebut mulai hilang, mulai dilupakan dan ditinggalkan. Mahasiswi kini banyak yang meninggalkan gamis dan roknya, mereka lebih memilih memakai celana dengan alasan ‘nggak mau ribet’ dan lain lain. Hal ini tentunya mengandung nilai positif dan negatifnya. Disatu sisi kultur pesantren di kampus yang seharusnya dijaga dan dilestarikan justru dilupakan oleh mahasiswa/i nya sendiri. Isu peralihan status IAIN menjadi UIN mungkin yang membuat mereka merasa harus menyesuaikan keadaan. Disisi lain memang butuh penyesuaian karakter ketika ada peralihan status kampus meskipun pada realisasinya entah kapan. Padahal memakai gamis/rok diwajibkan karena ada peraturannya, tapi ketika ada isu peralihan status apakah secepat itu mahasiswa/i melupakan budaya yang sudah menjadi ciri khasnya?
Ini menjadi sebuah persoalan bagi kita, jangan mudah terbawa arus ketika ada sesuatu yang baru. Apalagi kaitannya dengan kultur dan budaya yang ada, jangan sampai kultur itu hilang hanya karena kita tidak bisa mejaganya sebab dipengaruhi oleh kultur yang lain.
Penulis : Fahrul Rojik
Editor : Dul
Welcome to our site Punjabi Call Girls in Udaipur to Dating Escorts in Gurgaon or Call Girls Service in Gurgaon.Real Call Girls Photo in Udaipur We deal with Russian Escorts in Faridabad. So, if you are getting bored with daily busy and work load life you can choose for a wonderful time spent with our escorts.Russian Escorts in Faridabad Our premium quality, Girls & escorts would love to be your companion for tonight.Jaipur Russian Call Girls All of our Gurgaon call girls know how to make their customers happy.
BalasHapus